SENYAWA ANORGANIK
Kimia anorganik adalah cabang kimia
yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin
atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini
tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam.
Banyak senyawa anorganik
adalah senyawa ionik, yang terdiri dari kation dan anion bergabung dengan
ikatan ionik. Contoh garam adalah magnesium klorida MgCl2, yang terdiri dari
kation anion magnesium klorida Mg2 + dan Cl-, atau natrium oksida Na2O, yang
terdiri dari kation natrium Na + dan anion O2-oksida. Garam pun, proporsi dari
ion adalah sedemikian rupa sehingga muatan listrik membatalkan, sehingga
senyawa massal elektrik netral. Ion dijelaskan oleh negara oksidasi dan
kemudahan formasi dapat disimpulkan dari potensi ionisasi (untuk kation) atau
dari afinitas elektron (anion) dari elemen induk.
Kelas penting dari garam-garam anorganik adalah oksida, karbonat, sulfat dan para halida. Banyak senyawa anorganik yang ditandai dengan titik leleh tinggi. Garam-garam anorganik biasanya adalah konduktor yang buruk dalam keadaan padat. Fitur penting lainnya adalah kelarutannya dalam air misalnya (Lihat: tabel kelarutan), dan kemudahan kristalisasi. Dimana beberapa garam (misalnya NaCl) yang sangat larut dalam air, yang lain (misalnya SiO2) tidak. Reaksi anorganik sederhana adalah perpindahan ganda ketika dalam pencampuran dua garam ion tertukar tanpa perubahan bilangan oksidasi. Dalam reaksi redoks satu reaktan, oksidan, menurunkan oksidasi dan reaktan lain, reduktor, memiliki keadaan oksidasi yang meningkat. Hasil bersih adalah sebuah pertukaran dari elektron.
Pertukaran elektron
dapat terjadi secara tidak langsung juga, misalnya dalam baterai, sebuah konsep
kunci dalam elektrokimia. Ketika satu reaktan mengandung atom hidrogen, reaksi
dapat terjadi melalui pertukaran proton dalam asam-basa kimia. Dalam definisi
yang lebih umum, suatu asam dapat spesies bahan kimia apapun yang mampu
mengikat pasangan elektron disebut asam Lewis, sebaliknya setiap molekul yang cenderung
menyumbangkan pasangan elektron disebut sebagai basa Lewis. Sebagai
penyempurnaan dari interaksi asam-basa, teori HSAB memperhitungkan
polarisabilitas account dan ukuran ion.
Struktur senyawa anorganik
Struktur banyak senyawa anorganik dapat dijelaskan
dengan menggunakan teori VSEPR atau secara sederhana dengan teori valensi.
Namun, beberapa senyawa anorganik yang tidak masuk dalam kelompok ini sangat
penting baik dari sudut pandang teori maupun praktis. Beberapa senyawa ini akan
didiskusikan di bawah ini.
AMONIA
Amonia NH3 seolah diturunkan dari
metana dengan menggantikan atom karbon dengan atom nitrogen dan salah satu atom
hidrogen dengan pasangan elektron bebas. Jadi, amonia memiliki seolah struktur
tetrahedral. Namun untuk memahami struktur amonia, anda harus mempertimbangkan
inversi atom nitrogen. Perilaku amonia sangat mirip dengan payung yang tertiup
sehingga terbalik. Halangan inversinya hanya 5,8 kkal mol-1, dan
inversi amonia pada suhu kamar sangat cepat (Gambar 4.10).
Secara prinsip, atom nitrogen dari amina yang
mengikat tiga atom atau gugus yang berbeda dapat merupakan pusat asimetrik
sebab nitrogen memiliki empat substituen termasuk pasangan elektron bebas.
Namun karena adanya inversi ini, atom nitrogen tidak dapat menjadi pusat
asimetrik..
DIBORAN
Diharapkan reaksi antara magnesium borida dan
air akan menghasilkan boron trihidrida BH3. Namun, yang didapatkan
adalah diboran B2H6. Nampaknya senyawa ini tidak dapat
dijelaskan dengan teori valensi sederhana, dan banyak sekalai usaha telah
dilakukan untuk mengelusidasi anomali ini.
Mg3B2 + 6H2O
→ 3Mg(OH)2 + B2H6 (4.1)
Kini telah dibuktikan bahwa senyawa ini
memiliki struktur aneh sebagai beikut.
Kerangka molekulnya adalah jajaran genjang
yang terbentuk dari dua atom boron dan dua atom hidrogen, dan atom hidrogen
terikat pada dua atom boron disebut dengan hidrogen jembatan. Empat ikatan B-H
terminal secara esensi terbentuk dari tumpang tindih orbital 1s hidrogen dan
orbital hibrida boron. Sebaliknya, ikatan jembatan B—H—B adalah ikatan tiga
pusat, dua elektron yang terbetuk dari hibridisasi hidrogen 1s dan dua orbital
hibrida boron. Keberadaan ikatan seperti ini dikonfirmasi dengan mekanika
kuantum.
SENYAWA
GAS MULIA
Lama sekali dipercaya bahwa gas mulia hanya
ada sebagai molekul monoatomik, dan tidak membentuk senyawa. Kimiawan Kanada
Neil Bartlett (1932-) menemukan spesi ionik [O2]+[PtF6]-
dengan mereaksikan oksigen dengan platina heksafluorida PtF6.
Ia beranggapan reaksi yang mirip dengan ini yakni reaksi antara xenon dan PtF6
akan berlangsung karena energi ionisasi pertama xenon dekat nilainya dengan
energi ionisasi perrtama molekul oksigen. Di tahun 1962 ia berhasil mendapatkan
senyawa gas mulia pertama Xe(PtF6)x, (x = 1, 2).
Kemudian menjadi jelas bahwa gas mulia
membentuk senyawa biner dengan oksigen dan fluorin yang keduanya memiliki
keelektronegativan tinggi. XeF2 adalah molekul linear dengan
kelebihan elektron, sementara XeF4 merupakan satu-satunya senyawa
unsur berbentuk bujur sangkar. XeF6 berbentuk oktahedron
terdistorsi, dan di dekat titik lelehnya, senyawa ini ada sebagai kristal [XeF5]+F-.
FEROSEN
Ferosen adalah senyawa terdiri atas dua
cincin sikopentadienil yang melapisi kedua sisi atom Fe dan senyawa ini
merupakan contoh pertama kelompok senyawa yang disebut dengan senyawa sandwich.
0 komentar:
Posting Komentar