KEPERIODIKAN SIFAT SENYAWA SEDERHANA oleh ROCKY , LUTHFI DAN NANDA
a. Keperiodikan sifat oksida
Oksigen
dapat membentuk senyawa (oksida) dengan hampir semua unsur, kecuali
beberapa gas mulia. Inilah alasan mengapa oksigen awalnya digunakan
sebagai standar massa atom. Ketika prosedur untuk menentukan massa atom
belum disepakati secara penuh, saat itu lebih nyaman digunakan
”ekuivalen”, yakni kuantitas zat yang tepat bereaksi dengan sejumlah
tertentu oksigen. Bahkan hingga kini, membandingkan sifat oksida sama
pentingnya dengan membandingkan sifat unsur-unsurnya.
Sebagian besar
kalor pembentukan oksida, yakni kalor reaksi saat unsur bereaksi dengan
oksigen, besar dan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa paling tidak
ada satu oksida stabil. Hanya terdapat beberapa oksida yang memiliki
nilai kalor pembentukan positif, yakni oksida halogen atau gas mulia.
Produk
reaksi antara oksida dan air biasanya memiliki gugus hidroksi.
Sebagaimana akan didiskusikan nanti, banyak oksida bersifat asam bahkan
bila oksida-oksida ini tidak memiliki hidrogen. Dalam hal produk reaksi
antara oksida asam dan air, hidrogen dari gugus hidroksi cenderung
terdisosiasi menjadi proton. Jadi, asam yang mengandung hidrogen asam
terikat pada oksigen disebut asam okso. Di pihak lain, produk reaksi
antara oksida basa dan air dinamai dengan hidroksida yang mengandung
gugus hidroksi yang cenderung terdisosiasi sebagai ion hidroksida OH¯.
Sebagian besar oksida non logam bersifat asam. Kekuatan asamnya
meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode dalam tabel periodik.
Dengan kata lain, keasaman menjadi lebih kuat dengan meningkatnya sifat
non logamnya. Sebagaimana unsur golongan 14, karbon memiliki dua oksida,
CO dan CO2, dan keasaman CO2 lemah (H2CO3 adalah asam lemah). Oksida
karbon berwujud gas tetapi oksida silikon dan unsur-unsur di bawahnya
berwujud padat. SiO2 tidak larut dalam air, tetapi oksida ini bersifat
asam karena bereaksi dengan basa.
SiO2 + 2NaOH → Na2SiO3 + H2O (5.8)
b. Keperiodikan sifat hidrida
Sebagian
besar unsur golongan utama menghasilkan hidrida ketika bereaksi dengan
hidrogen, tetapi kestabilan hidridanya bergantung pada letak unsur dalam
tabel periodik. Hidrida unsur golongan 1 dan 2 yang elektropositif dan
unsur golongan 16 dan 17 yang elektronegatif bersifat stabil, sementara
hidrida golongan 13, 14, dan 15 unsur logam berat kadang sukar
disintesis.
Hidrida unsur logam alkali dan logam alkali tanah adalah
kristal tak berwarna, dan dengan elektrolisis lelehan hidrida akan
dihasilkan hidrogen di anoda. Fakta ini menyarankan bahwa hidrida logam
ini, misalnya natrium hidrida, ada sebagai Na+H¯, sebagai kristal mirip
garam. Semua hidrida ini adalah basa kuat.
Beberapa unsur golongan
13 dan 14 memiliki lebih dari satu hidrida. Misalnya, hidrida karbon
tidak hanya metana CH4, tetapi juga karbena CH2, walaupun sukar
mengisolasi CH2 sebab ketakstabilannya yang terlalu besar. Semua hidrida
unsur golongan 14 termasuk metana adalah molekul kovalen. Dari kiri ke
kanan dalam tabel periodik, karakter kovalen hidrida menurun dan
karakter ioniknya meningkat. Ikatan O-H dalam air dan ikatan Cl-H dalam
hidrogen khlorida, misalnya, dianggap polar, dan berdisosiasi di air
menghasilkan H+. Sebaliknya, keasaman metana bisa diabaikan.
Umumnya
hidrida unsur golongan utama adalah molekul, hidrida jenis ini memiliki
titik didih dan titik lelh yang khas, dan menunjukkan keperiodikan.
Namun, hidrida unsur periode 2 tidak terlalu berperilaku seperti itu.
Misalnya, titik didihnya jauh lebih besar daripada hidrida unsur periode
ke3 Karena titik didih hidrida unsur periode ke-3, dan selanjutnya,
semakin tinggi dan menunjukkan keperiodikan, jelas sifat hidrida unsur
periode ke-2 merupakan kekecualian. Dikenali dengan baik bahwa
pembentukan ikatan hidrogen di hidrida unsur periode ke-2 merupakan
alasan hal ini. Ikatan hidrogen terjadi dalam senyawa yang memiliki
ikatan antara hidrogen dan unsur elektronegatif. Ikatan H-X
terpolarisasi menjadi H+-X¯. Interaksi tarikan antara dipol yang
terbentuk adalah gaya dorong ikatan hidrogen.
Sifat-sifat fisik
seperti titik didih dan titik leleh sedikit banyak menunjukkan
keperiodikan. Di antara unsur yang ada dalam golongan yang sama,
keperiodikan ini kadang jelas. Misalnya, di antara halogen perubahan
unsur dari gas menjadi cair, dan dari cair menjadi padat. Perubahan ini
tidak harus seragam. Nitrogen adalah gas, tetapi fosfor dan unsur lain
adalah padat. Jelas terlihat ada ketidakkontinyuan di sini.
Pertanyaan
1. Mengapa oksigen awalnya digunakan sebgai standar massa atom ?
jawab :
Karena unsur oksigen dapat membentuk senyawa (oksida) dengan hampir semua unsur, kecuali beberapa gas mulia.
2. Apa yang dimaksud dengan asam okso ?
Jawab :
Asam okso adalah asam yang mengandung hidrogen asam terikat pada oksigen.
3. Apa produk reaksi antara oksida dan air ?
Jawab :
Produk
reaksi antara oksida dan air biasanya memiliki gugus hidroksi.
Sebagaimana akan didiskusikan nanti, banyak oksida bersifat asam bahkan
bila oksida-oksida ini tidak memiliki hidrogen. Dalam hal produk reaksi
antara oksida asam dan air, hidrogen dari gugus hidroksi cenderung
terdisosiasi menjadi proton.
4. Apa hidrida unsure logam alkali dan alkali tanah ?
Jawab :
kristal
tak berwarna, dan dengan elektrolisis lelehan hidrida akan dihasilkan
hidrogen di anoda. Fakta ini menyarankan bahwa hidrida logam ini,
misalnya natrium hidrida, ada sebagai Na+H¯, sebagai kristal mirip
garam. Semua hidrida ini adalah basa kuat.
5. Apa bentuk hidrida golongan pertama ?
Jawab :
hidrida
unsur golongan utama adalah molekul, hidrida jenis ini memiliki titik
didih dan titik lelh yang khas, dan menunjukkan keperiodikan. Namun,
hidrida unsur periode 2 tidak terlalu berperilaku seperti itu.
Produksi Listrik dari Grafena dan Air Garam
-
[image: image]
Penemuan mengejutkan dan terdengar tak masuk akal datang dari China. Sebuah
tim riset menghasilkan listrik hanya dengan menggerakkan air g...
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar