Berbagai kristal
Tabel Berbagai jenis kristal
logam | ionik | molekular | kovalen | ||||
Li | 38 | LiF | 246,7 | Ar | 1,56 | C(intan) | 170 |
Ca | 42 | NaCl | 186,2 | Xe | 3,02 | Si | 105 |
Al | 77 | AgCl | 216 | Cl | 4,88 | SiO2 | 433 |
Fe | 99 | Zn | 964 | CO2 | 6,03 | ||
W | 200 | CH4 | 1,96 |
Nilai
yang tercantum di atas adalah energi yang diperlukan untuk memecah
kristal menjadi partikel penyusunnya (atom, ion, atau molekul (dalam
kkal mol-1))
a. Kristal logam
Kisi kristal
logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam. Elektron
valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi ionisasinya
yang kecil) menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling mendekat,
orbital atom terluarnya akan tumpang tindih membentuk orbital molekul.
Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut, interaksi antar
orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah
besar orbital molekul akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam, dan
orbital molekul yang dihasilkan akan tersebar di tiga dimensi.
Logam akan terdeformasi bila gaya yang kuat diberikan, tetapi logam tidak akan putus. Sifat ini karena interaksi yang kuat antara ion logam dan elektron bebas.
Tingginya hantaran panas logam dapat juga
dijelaskan dengan elektron bebas ini. Bila salah satu ujung logam
dipanaskan, energi kinetik elektron sekitar ujung itu akan meningkat.
Peningkatan
energi kinetik dengan cepat ditransfer ke elektron
bebas. Hantaran listrik dijelaskan dengan cara yang sama. Bila beda
tegangan diberikan pada kedua ujung logam, elektron akan mengalir ke
arah muatan yang positif.
b. Kristal ionik
Kristal ionik
semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion
bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik
leleh tinggo dan hantaran listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau
dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ion-ion yang
memiliki hantaran listrik.
Biasanya diasumsikan bahwa terbentuk
ikatan antara kation dan anion. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion
natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan
kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion
natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal,
walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan
berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal.
Susunan ion
dalam kristal ion yang paling stabil adalah susunan dengan jumlah kontak
antara partikel bermuatan berlawanan terbesar, atau dengan kata lain,
bilangan koordinasinya terbesar. Namun, ukuran kation berbeda dengan
ukuran anion, dan akibatnya, ada kecenderungan anion yang lebih besar
akan tersusun terjejal, dan kation yang lebih kecil akan berada di celah
antar anion.
c. Kristal molekular
Kristal
dengan molekul terikat oleh gaya antarmolekul semacam gaya van der
Waals disebut dengan kristal molekul. Kristal yang didiskusikan selama
ini tersusun atas suatu jenis ikatan kimia antara atom atau ion. Namun,
kristal dapat terbentuk, tanpa bantuan ikatan, tetapi dengan interaksi
lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia mengkristal pada temperatur
sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya van der Waaks, dan titik
lelehnya -189,2°C. Padatan argon berstruktur kubus terjejal.
Molekul
diatomik semacam iodin tidak dapat dianggap berbentuk bola.
d. Kristal kovalen
Banyak
kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip polimer.
Dalam kristal seperti ini semua atom penyusunnya (tidak harus satu
jenis) secara berulang saling terikat dengan ikatan kovelen sedemikian
sehingga gugusan yang dihasilkan nampak dengan mata telanjang. Intan
adalah contoh khas jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal
dari jaringan kuat yang terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom
karbon hibrida sp3 (Gambar 8.12). Intan stabil sampai 3500°C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan akan menyublim.
e. Kristal cair
Kristal
memiliki titik leleh yang tetap, dengan kata laun, kristal akan
mempertahankan temperatur dari awal hingga akhir proses pelelehan.
Sebaliknya, titik leleh zat amorf berada di nilai temperatur yang lebar,
dan temperatur selama proses pelelehan akan bervariasi.
Terdapat
beberapa padatan yang berubah menjadi fasa cairan buram pada temperatur
tetap tertentu yang disebut temperatur transisi sebelum zat tersebut
akhirnya meleleh. Fasa cair ini memiliki sifat khas cairan seperti
fluiditas dan tegangan permukaan. Namun, dalam fasa cair,
molekul-molekul pada derajat tertentu mempertahankan susunan teratur dan
sifat optik cairan ini agak dekat dengan sifat optik kristal. Material
seperti ini disebut dengan kristal cair. Molekul yang dapat menjadi
kristal cair memiliki fitur struktur umum, yakni molekul-molekul ini
memiliki satuan struktural planar semacam cincin benzen. Di Gambar,
ditunjukkan beberapa contoh ristal cair.
Gambar Beberapa contoh kristal cair
0 komentar:
Posting Komentar