Sebelum dikenalkan teknik spektroskopi, yakni sampai paruh pertama abad 20, penentuan struktur senyawa organik didasarkan atas perbandingan dengan senyawa yang strukturnya telah diketahui. Bila semua sifat fisik dan kimia senyawa identik dengan senyawa yang telah dideskripsikan di literatur, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang sedang dipelajari identik dengan snyawa yang strukturnya telah diketahui. Kriteria ini masih diadopsi hingga kini walaupun perbandingan yang dilakukan mungkin berbeda. Kini penentuan struktur terutama dilakukan dengan metoda spektroskopik dan difraksi. Di bab ini, pertama akan dibahas metoda penentuan struktur yang tersedia sebelum zaman modern, baru setelah itu teknik modern didiskusikan.
a. Uji titik leleh campuran
Prosedur
utama dalam penentuan struktur senyawa organik adalah untuk membuktikan bahwa
senyawanya identik dengan senyawa yang telah diketahui. Bukti ini terutama
dicapai dengan uji titik leleh campuran (uji campuran). Metoda ini didasarkan
prinsip bahwa titik leleh padatan paling tinggi ketika padatan itu murni.
b. Penggunaan turunan padatan
Bila sampel
gas atau cairan memiliki gugus fungsi yang reaktif, sampel ini dapat diubah
menjadi padatan yang mungkin menghasilkan kristal yang indah. Aldehida dan
keton, yang sangat penting dalam kimia organik, cenderung berupa cairan bila m
assa molekulnya rendah. Dalam kasus semacam ini senyawa ini biasanya diubah
menjadi turunannya yang padat yang lewbih mudah ditangani untuk penentuan
struktur. Pereaksi yang dapat bereaksi dengan aldehida dan keton.
c. Perbandingan sifat fisik
Sifat fisik
lain seperti titik didih, indeks bias, momen dipol, dan rotasi spesifik untuk
senyawa yang optik aktif dapat memberikan onformasi yang bermanfaat. Data
semacam ini dapat memberikan informasi pda sifat keseluruhan molekul. Kadang,
sifat molekul keseluruhan dapat merupakan jumlah dari berbagai kontribusi
bagian-bagian senyawa.
d. Reaksi kualitatif
Sebelum
perkembangan spektroskopi, identifikasi gugus fungsi bergantung terutama pada
kereaktifannya. Contoh khasnya adalah deteksi gugus karbonil (aldehida -CHO dan
keton -C=O) dengan menggunakan reaksi cermin perak dan uji Fehling.Kini metoda
seperti ini tidak pernah digunakan untuk mendeteksi aldehida di laboratorium
riset manapun. Contoh yang baik adalah reaksi ninhidrin, yang bahkan sekarang
pun masih sangat bermanfaat untuk analisis asam amino.
0 komentar:
Posting Komentar